Phoebe Snetsinger, Pengamat dan Pencatat 'Species' Burung Dunia

Biografi Tokoh - Phoebe Snetsinger - Burung memang memiliki sisi yang menarik untuk kita amati. Mereka yang hoby memelihara burung pastinya akan melihat burung kesukaanya sebagai objek yang bernilai tinggi. Begitu juga dengan seorang tokoh yang berasal dari Amerika Serikat ini yaitu Phoebe Snetsinger.

Saking cintanya pada burung, ia berpetualang keliling dunia untuk mencari berbagai spesies burung. Tidak hanya itu saja, ia mengamati setiap burung yang ia jumpai lalu mencatat nama dan jenis burung tersebut. Ia telah mencatat 8.398 spesies burung di dunia. Hingga saat ini jumlah tersebut merupakan temuan burung paling banyak di dunia, bahkan untuk ahli burung (ornitolog) sekalipun.

Phoebe Snetsinger, Pengamat dan Pencatat 'Species' Burung Dunia, Burung, Hobi 

Sumber Gambar : independent.co.uk dan commons.wikimedia.org

Profil Singkat Phoebe Snetsinger


Phoebe Snetsinger lahir pada tanggal 9 Juni 1931. Pada usia 11 tahun, ia bertemu dengan calon suaminya dengan usia terpaut 2 tahun (13). Phoebe Snetsinger memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Ia memulai pendidikannya di sekolah dasar yang berada di Danau Zurich, yang waktu itu hanya memiliki 3 orang siswa dalam satu kelas.

Phoebe Snetsinger menamatkan gelar sarjana dalam bidang sastra Jerman di Swarthmore College (Pennsylvania, AS). Setelah suaminya selesai mengikuti wajib militer ke Korea, ia kemudian melanjutkan studi master-nya dan mengambil minat literatur bahasa Jerman.

Phoebe Snetsinger adalah putri dari Raja Leo Burnett. Ia lahir di Danau Zurich Illinois, Amerika Serikat. Sebagai anak dari keluarga yang tidak kekurangan akan harta benda, ia tentu tidak kesulitan dalam membiayai hobi-nya sebagai seorang peneliti burung.

Phoebe Snetsinger mulai menyukai burung saat ia melihat burung blackburnian warbler (Setophaga fusca) pada tahun 1965. Saat itu usianya sudah menginjak 34 tahun. Ia mengamati gerak-gerik burung tersebut dan perlahan tumbuh rasa ingin tahu dan akhirnya ia tertarik untuk mengamati berbagai jenis burung lainnya.

Blackburnian warbler adalah burung pekicau kecil khas Amerika Utara. Burung ini masuk dalam ordo Passeriformes atau satu ordo dengan burung gereja yang umum ditemukan di Indonesia

Perjalanan Phoebe Snetsinger


Saat berusia 50 tahun, ia terkena kanker yang menyerang kulitnya (Melanoma). Pada usianya yang sudah menua tersebut, seharunya Phoebe Snetsinger dapat menghabiskan sisa-sisa waktunya bersama keluarga dan ke empat anaknya. Namun, tidak begitu ceritanya.

Saat dokter menvonis bahwa Phoebe Snetsinger hanya dapat bertahan hingga satu tahun ke depan, ia memilih untuk menghabiskan waktunya berpetualang keliling dunia menekuni hobi-nya sebagai seorang pengamat burung. Tempat pertama yang ia kunjungi adalah Alaska.

Ternyata prediksi dokter yang mengobati Phoebe Snetsinger keliru. Umurnya tak sebatas satu tahun setelah ia divonis kanker kulit. Ia pun semakin bersemangat dalam menjalankan hobi-nya mengamati berbagai jenis burung dan mendokumentasikannya.

Meskipun sudah lanjut usia, Phoebe Snetsinger berkelana keliling dunia selama 18 tahun untuk mengamati berbagai jenis burung dengan warna dan kicau yang indah. Selama perjalanan tersebut ia mengalami berbagai macam hambatan dan rintangan serta musibah yang kerap-kali ia dapatkan. Ia hampir mati di Zaire, di serang malaria di Zambia hingga diculik di pinggiran Port Moresby (Papua Nugini).

Semua itu tidak menghentikan antusiasmenya untuk terus mengamati berbagai jenis burung di seluruh penjuru dunia.

Sebagai Ortonolog amatir, Phoebe Snetsinger rutin mencatat burung yang ditemuinya setiap hari, terutama burung dari subspesies langka. Ia memang suka melakukan itu dan seringkali ia melakukan perjalanan di tempat-tempat yang tak umum untuk dijelajahi banyak orang, seperti daerah-daerah pedalaman dan terpencil.

Perjalanan dan hoby mengamati spesies burung Phoebe Snetsinger berakhir ketika sebuah kecelakaan maut menimpa mobil van yang ditumpanginya. Mobil tersebut terbalik saat ia sedang melakukan pengamatan burung di Madagaskar. Seperti laporan yang diterima, ia tewas di lokasi terjadinya kecelakaan.

Burung terakhir yang ia catat sebelum meninggal dunia adalah burung red-shouldered vanga (Calicalicus rufocarpalis), burung pekicau yang keberadaanya kini mulai langka dan rentan di alam. Burung ini termasuk dalam ordo Passeriformes, burung pekicau favorit Snetsinger. Burung ini salah satu spesies langka dan keberadaanya baru ditemukan pada tahun 1997.

Pada tahun 2003 ABA (American Birding Association) menerbitkan buku "Birding on Borrowed Time" karya Phoebe Snetsinger. ABA sangat menghargai perjuangan Snetsinger yang tidak hanya hoby mengamati burung dan berpetualang, namun ia juga mencatat berbagai spesies burung yang ditemuinya dan juga perjalanannya.

Bila anda tertarik untuk mengetahui kisah perjalanan hidup Phoebe Snetsinger, anda bisa membaca buku dengan judul "Life List" (2010) karya Olivia Gentile. Buku ini menceritakan secara lengkap perjalanan hidup sang petualang sekaligus pengamat burung luar biasa ini.

Penutup


Tak banyak manusia seperti Phoebe Snetsinger yang memiliki inisiatif dan keinginan kuat untuk menjadikan hobi-nya sebagai pengamat burung menjadi bermanfaat bagi banyak orang dikemudian hari terutama untuk para Ortonolog.

Hal ini tentu dapat menginspirasi banyak orang yang membaca dan mengetahui kisah Phoebe Snetsinger yang luar biasa tersebut. Meskipun sudah berusia lanjut, ia bertekad melawan kanker kulit yang dideritanya dan tetap melakukan perjalanan keseluruh penjuru dunia untuk mengamati burung-burung langka dan unik.

Salah satu anak dari Phoebe Snetsinger yang bernama Thomas J. Snetsinger tertarik untuk melanjutkan hoby dari Ibu nya untuk menjadi seorang peneliti burung. Ia mengkhususkan diri untuk meneliti burung endemik hawai yang terancam punah.

Sebagai bentuk penghormatan kepada Phoebe Snetsinger, Google doodle (09 Mei 2016) memajang gambar animasi bergerak di tanggal kelahirannya.


Ref :
  1. pikiran-rakyat.com
  2. ketemulagi.com

0 komentar