Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram. Meskipun di era modern saat ini, namun Keraton Yogya tetap mempertahankan budaya Aslinya sebagai simbol kejayaan Kerajaan Mataram Jawa.
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah penduduk. Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta.
Suasana penduduk Yogja yang ramah menjadikan kota tersebut nyaman sebagai tempat tinggal. Selain itu, untuk yang suka traveling , kota jogja memiliki banyak spot wisata untuk dikunjungi. Bila kita berwisata ke sana, kita akan menjumpai suasana yang lain dari kota Anda. Disana adat budaya setempat masih sangat kental dan tetap dilestarikan. Terlebih dengan adanya Keraton Yogya yang melambangkan kerajaan Mataram pada tempo lalu.
Beberapa Tempat Wisata di Yogyakarta |
|
Saat jalan-jalan di Yogyakarta tempat favorit yang paling sering dikunjungi adalah Malioboro. Lokasi Jalan di salah satu kota Jogja yang menjadi tempat berkumpulnya para pedagang ini menyediakan berbagai macam pernak-pernik Jogja. Bagi yang suka berbelanja pasti menyukai tempat ini dan pastikan Anda singgah disini untuk memuaskan selera berbelanja Anda.
Untuk kuliner , kota Jogja terkenal dengan makanan khasnya yaitu Gudeg Jogja. Makanan yang terbuat dari bahan utama Buah Nangka Muda ini jelas mengundang selera makan para penikmat kuliner.
Kota ini memang beda dengan kota-kota lainnya di Indonesia, penduduknya padat namun sebagian besar merupakan warga pendatang yang telah menetap di kota tersebut dan sebagian lagi merupakan warga yang singgah untuk mencari nafkah atau pun untuk melanjutkan pendidika ketingkat yang lebih tinggi ( pelajar / mahasiswa ).
Beberapa kota besar di Indonesia memang memiliki ciri khasnya masing-masing termasuk Yogyakarta ini, yang pasti di kota ini kita akan banyak menemui etika budaya ramah tamah khas masyarakat setempat. Tak perlu khawatir sobat buko-moto akan memperoleh servis yang memuaskan disini bila dibandingkan dengan kota - kota besar metropolitan yang super bebas misalnya : Jakarta.
Tentu tidak sepenuhnya serba enak di kota Yogyakarta, hal tersebut lebih karena adanya pergeseran budaya dan semakin banyaknya penduduk yang memiliki berbagai macam kepentingan membuat kota ini beranjak ke arah kota modern. Tak jarang kejahatan publik sering muncul dengan sebab yang jelas tidak sesuia dengan etika budaya Yogya yang kita kenal.
Sejarah Singkat Berdirinya Yogyakarta |
Zaman dahulu kala ketika negara kita masih belum bernama Indonesia, masih berupa hamparan nan luas bumi Nusantara. Kala itu berdiri banyak kerajaan di bumi yang indah ini, termasuk Kerajaan Mataram. Nah, yang tidak tau sejarah kaya saya ini,: )...mungkin artikel ini sedikit membantu ingatan kita akan pelajaran sejarah waktu masih SD,hehehe...sambil Refresh memory nich.
Begini ceritanya sobat buko-moto, waktu itu " pada hari Kamis Kliwon tanggal 29 Rabiulakhir 1680 atau bertepatan dengan 13 Februari 1755 " , Pangeran Mangkubumi yang telah bergelar Susuhunan Kabanaran menandatangani Perjanjian Giyanti atau sering disebut dengan Palihan Nagari. Nah, karena perjanjian inilah yang kemudian membuat Susuhunan Kabanaran kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. Setelah Perjanjian Giyanti ini, Sri Sultan Hamengku Buwana mesanggrah di Ambarketawang sambil menunggui pembangunan fisik kraton.
Satu bulan setelah ditandatanganinya perjanjian Giyanti, tepatnya hari Kamis Pon tanggal 29 Jumadilawal 1680 atau 13 Maret 1755 berdirilah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Ibukota Ngayogyakarta yang diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwana I.
Pada hari Kamis Pon tanggal 3 sura 1681 atau bertepatan dengan tanggal 9 Oktober 1755, Sri Sultan Hamengku Buwana I memerintahkan untuk membangun Kraton Ngayogyakarta di Desa Pacethokan dalam Hutan Beringan yang pada awalnya bernama Garjitawati.
Sedangkan hari jadi kota Yogyakarta ditetapkan berdasarkan peristiwa perpindahan Sri sultan Hamengku Buwana I beserta keluarganya dari pesanggrahan Ambarketawan masuk ke dalam keraton Ngayogyakarta pada hari Kamis pahing tanggal 13 Sura 1682 bertepatan dengan 7 Oktober 1756. Sejak saat itu ditetapkan hari jadi kota Yogyakarta pada tanggal 7 Oktober.
Referensi :
- http://pariwisata.jogjakota.go.id/index/extra.detail/1816
- http://pariwisata.jogjakota.go.id/index/extra.detail/1816
0 komentar