Mengenal Letusan Freatik Gunung Berapi

Belum lama ini, tepatnya pada hari Jum’at tanggal 11 Mei 2018 kemarin, Gunung Merapi meletus lagi. Namun, kali ini letusan Gunung Merapi tidak berbahaya karena berupa letusan Freatik saja. Sebenarnya apa itu letusan Freatik Gunung Berapi ? Dan bagaimana letusan Freatik bisa terjadi ?

Ada beberapa jenis letusan Gunung Berapi salah satunya yaitu jenis letusan Freatik. Letusan ini tidak berbahaya dan merupakan hal yang normal saja terjadi pada Gunung Berapi. Meskipun demikian, tidak semua Gunung Berapi mengalami letusan Freatik. Tergantung dari struktur batuan kawah Gunung tersebut.

Mengenal Letusan Freatik Gunung Berapi
Sumber gambar : cnnindoneisa.com

Mengenal Letusan Freatik Gunung Berapi 


Letusan Freatik Gunung Berapi adalah letusan yang terjadi karena adanya kontak antara Magma Dengan Air. Akibat dari letusan ini yaitu Gunung Berapi akan mengeluarkan asap menyembur ke atas melalui Puncak Gunung.

Kepulan asap tebal membumbung ke atas hingga mencapai lima kilometer. Masyarakat di sekitar kabupaten Klaten, Magelang, Boyolali dan Sleman tentu terkejut mendengar letusan dashyat yang berasal dari Gunung Merapi tersebut.

Karena bukan termasuk letusan yang berbahaya, Gunung Merapi masih dalam status normal (Level I) dengan radius berbahaya adalah 3 kilometer dari puncak kawah.  Saat terjadinya letusan Freatik Gunung Merapi, ada beberapa pendaki Gunung yang masih berada di area puncak Gunung Merapi, sekitar wilayah Pasar Bubrah.

Bahkan ada diantara mereka (pendaki gunung) yang medokumentasikan letusan Freatik yang terjadi di Gunung Merapi menggunakan video amatir. Tidak ada korban jiwa dan semua pendaki berhasil di evakuasi oleh petugas.

Letusan Freatik seperti ini memang dapat terjadi kapan saja dan tidak ada tanda-tanda sebelumya.  Letusan Freatik pada Gunung Merapi kemarin, terjadi karena adanya air yang berada dalam kawah masuk ke dalam magma. Tidak tertutup kemungkinan juga air dapat berasal dari dalam tanah yang meresap naik ke atas.

Seperti minyak goreng panas yang terkena air, kontan saja timbul efek eksplosif yang mengakibatkan terjadinya kepulan asap tebal.

Air yang ada di dalam kawah masuk ke dalam magma karena adanya retakan baru pada kawah Gunung Merapi. Meskipun tidak berbahaya, letusan Freatik membawa material pasir dan debu. Oleh karena itu, warga dihimbau untuk memakai masker saat letusan terjadi untuk mencegah debu dan pasir terhirup ke dalam tubuh.

Selain Gunung Merapi, beberapa Gunung yang pernah mengalami letusan Freatik dintaranya yaitu :
Gunung Agung di Bali, Gunung Dempo di Sumatra Selatan, Gunung Dieng di Jawa Tengah, Gunung Marapi di Sumatra Barat, Gunung Gamalama di Maluku Utara dan lainnya juga pernah mengalami erupsi yang sama.

Gunung Berapi Aktif memang mendapat perhatian tersendiri dari masyarakat dan pemerintah. Selain dapat menimbulkan bahaya erupsi, Gunung Berapi juga dapat diambil manfaatnya untuk keperluan masyarakat.

Yang paling utama yaitu lahan yang subur, tanah di sekitar Gunung Berapi merupakan tanah yang subur. Tempat atau lokasi Gunung Berapi dengan panorama yang indah juga dapat dimanfaatkan sebagai daerah objek wisata, terutama di sekitar lereng Gunung Berapi.

Magma panas yang ada di dalam kawah Gungung Berapi juga dapat diambil manfaatnya sebagai sumber energi Panas Bumi. Potensi besar ini mungkin belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah.

Keberadaan Gunung Berapi banyak membawa dampak yang cukup signifikan di dalam kehidupan masyarakat. Terutama masyarakat di sekitar lereng Gunung. Gunung berapi sendiri secara umum berfungsi untuk menjaga keseimbangan bumi, dengan mengeluarkan panas ke luar dari bumi, tekanan panas dalam bumi akan kembali stabil.

Demikian, Semoga Bermanfaat.

Referensi:
  1. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180511123839-199-297376/mengenal-erupsi-freatik-gunung-merapi
  2. http://trendtek.republika.co.id/berita/trendtek/sains-trendtek/18/05/13/p8nv4a335-mengenal-letusan-freatik-gunung-merapi

0 komentar