Sumber Gambar: www.sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Pemerintah RI, melalui Kementrian Kesehatan terus berusaha untuk mewujudkan Indonesia Sehat dengan melalukan berbagai cara dalam rangka Pencegahan dan Pengobatan penyakit berbahaya. Mewujudkan Indonesia Sehat memang tanggung jawab kita semuanya, pemerintah menfasilitasi berbagai layanan kesehatan sebagai bentuk konkret dari pelaksanaan program Indonesia Sehat. Sebagai masyarakat, kita senantiasa menyambut baik setiap program kesehatan dari Kemenkes dengan cara ikut menyukseskan program tersebut. Dengan demikian masyarakat Indonesia akan menjadi Lebih Sehat dan Cerdas.
Siapa yang tidak ingin sehat? Semua orang pasti ingin selalu sehat Jasmani dan Rohani. Bila anda sakit, anda tidak dapat beraktivitas secara normal dan makan juga terasa kurang nikmat. Tidak hanya itu saja, penyakit yang anda derita dapat menyebabkan komplikasi yang akan menyebabkan penyakit lainnya di dalam tubuh anda. Bahkan, anda dapat mengalami kematian akibat sakit yang anda derita.
Untuk itulah ada baiknya bila kita senantiasa berusaha untuk mencegah setiap penyakit yang berpotensi menyerang tubuh kita. Pepatah bilang, “Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati”. Hal itu memang benar adanya, sebelum sakit, lebih baik kita mencegahnya dengan segala daya dan upaya. Meskipun takdir berkata lain, yang penting kita sudah berusaha untuk mencegahnya.
Ayo, Rame-Rame Ikut Imunisasi Untuk Menuju Indonesia Sehat
Sumber Gambar: www.sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Sebaiknya, anda tidak melewatkan program pemerintah yang satu ini. Dengan Ikut Imunisasi, anak anda akan terhindar dari penyakit berbahaya. Perlindungan Imunisasi akan membuat anak anda kebal penyakit, dengan demikian anak anda akan menjadi sehat dan bila hal ini diikuti oleh seluruh anak di Indonesia, maka program Menuju Indonesia Sehat akan dapat terlaksana dengan baik.
Imunisasi diadakan disetiap wilayah di Indonesia, dari Kota sampai ke pelosok Desa. Petugas kesehatan dari puskesmas atau posyandu akan memberikan imunisasi ke warga masyarakat secara gratis. Bila anak anda belum pernah mengikuti program imunisasi dari pemerintah, sebaiknya tanyakan kepada petugas kesehatan atau posyandu di Desa tempat anda tinggal. Pastikan anda tidak terlewatkan untuk mengikuti imunisasi demi kesehatan anak anda.
Berikut ini beberapa jenis Imunisasi yang diberikan secara Gratis melalui Posyandu :
- Vaksin Hepatitis B : Diberikan pada bayi yang baru lahir untuk mencegah penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak pada saat proses kelahiran. Akibat yang ditimbulkan dari Hepatitis B yaitu pengerasan hati yang berakibat pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati.
- Vaksin BCG : Diberikan pada bayi usia 1 bulan untuk mencegah kuman Tuberkulosis yang menyerang Paru dan Selaput Radang Otak yang dapat menimbulkan kematian dan kecacatan.
- Vaksin Polio : Diberikan 4 kali pada anak usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah penyakit Lumpuh Layu.
- Vaksin Campak : Diberikan dua kali pada anak usia 9 bulan dan 24 bulan untuk mencegah penyakit Campak Berat yang dapat mengakibatkan Radang Paru Berat (pneumonia), diare atau bisa juga menyerang otak.
- Vaksin DPT-HB-HIB : Diberikan 4 kali pada anak usia 2, 3, 4 dan 18 bulan guna mencegah 6 penyakit, yaitu: Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang otak). Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran nafas berat (Pneumonia). Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan sulit bernafas. Kuman Haemophilus Influenza tipe B dapat menyebabkan Pneumonia dan Meningitis.
- Vaksin MR (Measles Rubella) : Diberikan pada anak usia 9 bulan sampai 15 tahun (masa kampanye). Selanjutnya, setelah masa kampanye berakhir akan diberikan secara rutin pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1 SD/Sederajat.
Untuk vaksin MR memang masih tergolong baru dan sedang gencar-gencarnya di kampanyekan (sosialisasikan) ke masyarakat. Vaksin MR akan mencegah anak terserang penyakit Campak dan Rubella.
Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus. Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan bahkan kematian.
Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
Rubella juga disebut dengan Campak Jerman
Vaksin MR yang dipakai di Indonesia merupakan produksi SII (Serum Institute India). Kendalanya adalah bahan yang digunakan untuk membuat vaksin MR tidak sepenuhnya Halal. Berdasarkan kajian oleh LPPOM MUI yang disampaikan kepada Komisi Fatwa MUI mencatat bahwa di dalam produksinya, vaksin MR produksi SII memanfaatkan (bukan mengandung) unsur haram, maka tidak dapat disertifikasi halal.
Namun, karena bersifat mendesak dan apabila tidak dilaksanakan dapat berpotensi menyebabkan bahaya (hilangnya nyawa dan atau kecacatan permanen) yang meresahkan kesehatan masyarakat. Maka, kesimpulannya penggunaan vaksin MR produksi SII untuk program imunisasi dibolehkan didasarkan pada tiga alasan, yaitu :
- Memenuhi ketentuan dlarurat syar’iiyah
- Belum adanya alternatif vaksin yang halal dan suci
- Adanya keterangan ahli yang kompeten tentang bahaya yang bisa ditimbulkan bila tidak dilaksanakan
Pada tanggal 21 Agustus 2018, MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 33 tahun 2018 yang menyatakan bahwa para ulama bersepakat untuk membolehkan (mubah) penggunaan vaksin Measles Rubella (MR) yang merupakan produk dari Serum Institute of India (SII) untuk program imunisasi saat ini.
Perlindungan Imunisasi memang diperlukan untuk pencegahan penyakit berbahaya. Maka dari itu, Pastikan anak anda ikut dalam program Imunisasi yang diadakan oleh Pemerintah.
Ayo, Cegah Stunting Untuk Menuju Indonesia Sehat
Sumber Gambar: www.sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Bagi orang awam, kata Stunting mungkin terdengar asing dan jarang dipakai dalam aktivitas sehari-hari. Kata stunting memang berasal dari bahasa asing (Bahasa Inggris) yang kemudian digunakan sebagai istilah untuk mereka yang mengalami kurang gizi kronis yang disebabkan pemberian asupan gizi yang kurang dalam waku yang cukup lama.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Gejala Stunting
Stunting dapat dikenali dari gejalanya, terutama pada pertumbuhan fisiknya. Anak yang mengalami Stunting memiliki tubuh yang pendek (kerdil) namun terlihat gemuk karena, berat badan yang rendah terdistribusi pada rangka tubuh yang lebih pendek. Bila anda tidak cermat, mungkin tidak mengira anak anda terkena stunting karena terlihat gemuk.Akibat Terkena Stunting
Stunting dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, hingga usia dewasa. Stunting yang dialami pada masa anak-anak akan berakibat pada :- Perkembangan menjadi terhambat (kerdil)
- Penurunan fungsi kognitif (kemampuan berpikir)
- Penurunan fungsi kekebalan tubuh
- Gangguan sistem pembakaran.
Sementara bagi orang dewasa, Stunting dapat mengakibatkan munculnya penyakit Degenerasi, antara lain yaitu :
- Diabetes mellitus
- Jantung koroner
- Hipertensi
- Obesitas.
Stunting memang penyakit yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Anak Stunting akan memiliki tubuh yang pendek dan perkembangan otaknya juga terganggu, sehingga dapat menyebabkan anak tersebut menjadi tidak pintar yang akan berpengaruh terhadap prestasi anak.
Tidak itu saja, efek stunting akan dapat anda rasakan sampai anda berusia dewasa yang dapat berakibat munculnya penyakit degenerasi. Salah satu akibat Stunting pada orang dewasa yaitu menyebabkan “Obesitas”, mungkin anda bertanya, bukankah stunting akibat dari gizi buruk, kok bisa Obesitas ya?
Ya, Stunting pada orang dewasa memang beresiko mengidap Obesitas. Hal ini disebabkan karena efek dari stunting pada saat masih anak-anak. Maka dari itulah, Pencegahan Stunting sejak dini sangat dianjurkan dan sangat penting untuk dilakukan untuk menuju Indonesia Sehat.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Cara Mencegah Stunting
Stunting dapat dicegah dan perlu dicegah sejak awal, karena bahaya stunting akan menyebabkan anak tersebut menjad tidak pintar dan bertubuh kerdil. Yang pasti stunting akan menyebabkan pertumbuhan badan dan otak menjadi terhambat.Sebelum terlanjur terkena Stunting, sebaiknya anda mulai mengatur asupan gizi anak anda dengan benar. Anda dapat menanyakan ke petugas kesehatan mengenai sumber gizi yang tepat untuk pertumbuhan anak.
Beberapa hal di bawah ini dapat menjadi acuan anda dalam upaya pencegahan Stunting.
1. Pola Makan
Mungkin kalian pernah mendengar istilah “Isi Piringku”, slogan yang dikeluarkan oleh Kemenkes sebagai pengganti slogan 4 sehat 5 sempurna. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. Dengan asupan gizi yang seimbang, anda akan terhindar dari Stunting.2. Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua kepada anak/bayi. Pola asuh yang kurang baik akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan dapat menyebabkan Stunting pada anak tersebut. Maka dari itu diperlukan edukasi atau pembelajaran kepada calon Ibu tentang reproduksi dan pemberian gizi secara baik dan seimbang. Dimulai dari saat calon Ibu masih mengandung, asupan gizi yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap stimulasi janin yang dikandungnya. Jangan lupa juga untuk memeriksakan kandungan secara berkala, setidaknya empat kali selama kehamilan.Usahakan para calon Ibu selalu menggunakan fasilitas kesehatan yang memadai, baik itu dalam proses memeriksakan kandungan maupun pasca melahirkan. Setelah kelahiran bayi , pastikan hanya memberikan ASI (Air Susu Ibu) saja selama 6 bulan, jangan berikan yang lainnya. Setelah itu, tambakan makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun.
Selain memberikan gizi yang baik pada anak, pastikan juga anak anda ikut dalam program imunisasi yang dilakukan petugas kesehatan (Posyandu atau Puskesmas). Dengan demikian, selain terhindar dari Stunting, anak anda juga kebal terhadap penyakit berbahaya sesuai dengan imunisasi yang diikutinya.
Dengan Pencegahan Stunting dan Imunisasi Akan Melindungi Generasi Bangsa Dari Penyakit Berbahaya untuk menuju Indonesia Sehat.
3. Sanitasi Dan Akses Air Bersih
Sebaiknya anda perhatikan sistem sanitasi yang ada di lingkungan anda. Sanitasi sangat berpengaruh terhadap kesehatan keluarga dan lingkungan sekitar. Selain itu, akses air bersih yang lancar juga merupakan faktor penting dalam menunjang kesehatan keluarga anda.Disini kita bicara mengenai cara bagaimana anda mengelola limbah rumah tangga dan bagaimana anda mendapatkan air bersih untuk konsumsi sehari-hari. Sanitasi sendiri tidak hanya mengacu pada pembuangan limbah (kotoran) manusia (feces) saja namun, beberapa hal lainnya.
Secara umum Sanitasi mengacu pada empat hal yaitu:
- Pengelolaan kotoran manusia (feces)
- Sistem pengelolaan air limbah (termasuk instalasi pengolahan air limbah)
- Sistem pengelolaan sampah
- Sistem drainase atau disebut juga dengan pengelolaan limpahan air hujan.
Akses air bersih yang lancar akan memudahkan anda dalam mengelola sanitasi dan untuk dikonsumsi sehari-hari. Maka dari itulah, gunakan sumber air yang memang bersih dan tidak tercemar oleh limbah lingkungan untuk menunjang kesehatan anda sehingga terhindar dari Stunting dan berbagai penyakit lainnya.
Menurut Departemen Kesehatan, Air Konsumsi memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Tidak berasa
- Tidak berbau
- Tidak berwarna
- Tidak mengandung logam berat
Anda dapat memperoleh air bersih dari berbagai sumber, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Sungai (air sungai yang berasal dari sumber mata air dan air hujan)
- Curah Hujan (berasal dari air hujan yang dikumpulkan dalam sebuah tandon/tempat air)
- Air permukaan (air sungai, danau, rawa dll)
- Air bawah tanah (air sumur, pompa, mata air)
Secara umum air yang didapatkan dari sumber air tersebut tidak dianjurkan untuk langsung di konsumsi karena, kurang higienis dan masih tercemar oleh sejumlah bakteri. Sebaiknya, air tersebut diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan atau membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Bisa dengan cara dimasak (dipanaskan sampai mendidih, suhu 100 derajat Celsius), atau dalam bentuk pengolahan lainnya.
Cegah Stunting Sedini Mungkin
Sumber Gambar : www.sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Kesehatan berupaya untuk mencegah penyakit Stunting Sedini Mungkin dengan mengajak masyarakat untuk memperhatikan pola makan Ibu (yang mengandung) dan anak.
Berbagai seminar dan penyuluhanpun diadakan untuk mengenalkan kepada masyarakat akan bahaya penyakit Stunting tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek pada acara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2018 yang digelar di salah satu hotel di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa siang (03/07/18).
“Semakin dini kita mencegahnya, sejak remaja perempuan, maka akan semakin baik hasilnya. Perlu perubahan perilaku, karena cegah stunting itu penting”, ujar Menkes.
Pencegahan stunting memang perlu dilakukan sejak masih Remaja (Calon Ibu) yaitu ketika bayi masih dalam kandungan. Dengan asupan gizi yang baik, harapannya anak akan lahir dengan sehat dengan berat yang normal. Bayi hanya memerlukan Air Susu Ibu selama enam bulan dan setelah itu baru dapat ditambahkan makanan pendamping ASI.
“Itu kuncinya, agar saat anak lahir beratnya tidak kurang dari 2500 gram dengan panjang badan tidak kurang dari 48 cm”, terang dr. Kirana Pritasari (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat).
Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi juga perlu dicermati karena akan berpengaruh terhadap masa pertumbuhan sang bayi. Meskipun bayi terlahir normal namun, bila asupan gizi yang diberikan setelah pemberian ASI selama enam bulan tidak mencukupi, pertumbuhan bayi akan terhambat dan dapat menyebabkan Stunting.
“Ini menjadi penting, karena apabila diberikan makanan padat namun tidak lengkap kandungan gizinya, maka meski berat dan panjang badan saat lahir optimal (modalitas baik) namun tumbuh kembangnya menjadi tidak optimal”, jelas dr. Kirana.
Melalui acara tersebut, dr. Kirana juga menjelaskan bahwa kita harus fokus pada remaja, calon ibu, ibu hamil dan anak hingga ia berusia dua tahun, karena fase tersebut merupakan masa emas perkembangan otak anak.
Masalah tinggi badan merupakan salah satu faktor akibat stunting namun, yang utama adalah masalah Kognitif karena, hal ini menyangkut daya saing secara global, yang berkaitan dengan produktifitas, pembangunan dan ekonomi negara.
Maka dari itulah, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan sangat gencar mengkampanyekan kepada masyarakat mengenai pencegahan Stunting Sedini Mungkin. Dengan demikian masyarakat Indonesia akan terhindar dari bahaya stunting dan dapat menunjang pembangunan negara melalui sektor sumber daya manusia yang sehat dan cerdas.
Generasi Indonesia Jangan Stunting
Sumber Gambar : www.sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan menyerukan dan mengajak masyarakat untuk lebih mengenal bahaya dan bagaimana cara mencegah Stunting. Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek memberikan pertanyaan kepada peserta long march (jalan sehat) dalam rangka Kampanye Pencegahan Stunting itu Penting, begini pertanyaanya :
Siapa yang tahu arti Stunting?
Serempak mereka menjawab “kerdil”, jawaban tersebut memang benar adanya, stunting akan menyebabkan kerdil badan dan kerdil otak alias kurang pandai. Maka dari itulah, stunting merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan perlu dicegah sedini mungkin.
Menkes juga menegaskan bahwa Indonesia harus bebas dari generasi stunting, maka pencegahan stunting itu menjadi upaya yang sangat penting. Apalagi Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan tanah yang subur, jangan sampai masyarakat mengalami masalah kekurangan gizi.
“Indonesia itu tanahnya subur, maka generasinya harus sehat, jangan stunting,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Menkes Nila Moeloek juga berpesan kepada para orang tua, remaja (calon Ibu) agar lebih memahami bagaimana cara mencegah stunting sedini mungkin, terutama dalam memperbaiki pola makan, pola pengasuhan dan kebersihan.
“Kalau tidak mau anak-anak kita stunting, kalau kasih makan anak-anak utamakan (sumber protein) untuk anak-anak dan ibu hamil dulu ya,” kata Menkes.
Selain memperbaiki pola makan, pengasuhan dan kebersihan, mereka juga dianjurkan untuk menerapkan hidup sehat dengan rajin berolahraga, perbanyak makan sayur dan buah serta cek kesehatan secara berkala.
Penyebab Stunting Pada Anak
Sumber Gambar: www.sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab Stunting pada anak, bisa karena faktor orang tuanya, atau memang kondisi ekonomi dan lingkungan yang menyebabkan anak menjadi terlantar dan kurang gizi.
Faktor Ibu memang memegang peranan utama yang menyebabkan stunting pada anak/bayi. Ibu yang pada masa remajanya kekurangan Nutrisi, bahkan pada masa kehamilan dan laktasi, akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.
Faktor lain yang ikut berpengaruh menyebabkan Stunting yaitu, infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. Perlu diperhatikan juga bahwa faktor akses air bersih dan sanitasi yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan anak.
Mulai sekarang, perbanyaklah mengkonsumsi makanan bergizi dengan pola makan yang seimbang dan teratur. Terutama bagi remaja perempuan, sehingga pada saat ia dewasa dan mengandung tidak mengalami kekurangan gizi. Jangan lupa juga untuk selalu mengkonsumsi air yang bersih dan sehat (tidak mengandung bakteri) dan gunakanlan sanitasi yang baik di lingkungan tempat tinggal anda.
Kesimpulan
Dengan mencegah Stunting dan Ikut Imunisasi, harapannya akan terwujud masyarakat Indonesia yang Sehat dan Cerdas. Dengan masyarakat yang sehat dan cerdas, Indonesia akan maju dan dapat bersaing dengan bangsa lainnya di berbagai bidang. Stunting NO, Imunisasi Yes! Demikian, semoga bermanfaat.
Sumber Referensi Artikel :
- sehatnegeriku.kemkes.go.id
- depkes.go.id
- sehatnegeriku.kemkes.go.id
0 komentar