Seseorang yang melakukan penulisan dan pengubahan script atau kode dari sumber sehingga dapat membentuk suatu program. Penyuntingan kode sumber meliputi proses pengetesan, analisis, pembetulan kesalahan, pengoptimasian algoritma, dan normalisasi kode.
Sebagian orang yang menyukai dunia komputer, biasanya sedikit banyak mereka menguasai bahasa pemrograman antara lain : C++,Java,Visual Basic, Fortran,PHP, HTML dll..
Komputer sebagai perangkat yang sangat mobile, dan bisa terdapat dimana saja bahkan diruang yang kecil sekalipun. Menjadikan alat ini begitu populer dikalangan anak muda maupun orang dewasa bahkan anak-anak. Kegiatan di depan komputer bisa sangat menyita waktu bahkan bisa sampai lupa waktu. Tentu saja hal ini harus bisa dikendalikan agar tidak sampai mengganggu aktivitas keseharian kita yang lain.
Bagi seorang programmer, hal diatas sudah menjadi kebiasaan mereka untuk menghabiskan waktu berjam-jam, seharian didepan layar komputer. Memang pekerjaan seorang programmer bukanlah pekerjaan yang mudah karena memerlukan dasar logika yang kuat untuk membuat sebuah program komputer. Bagi sebagian orang ini merupakan tantangan tersendiri untuk mengasah kemampuan mereka dalam membuat sebuah program.
Banyak programmer yang sukses dengan program yang mereka buat bahkan ada yang bernilai sampai milyaran Rupiah untuk sebuah program. Namun banyak pula programmer yang memberikan program komputer yang mereka buat secara cuma-cuma untuk digunakan secara bebas di kalangan pengguna komputer.
Berikut salah satu programmer muda berbakat dunia yang sukses dengan program yang mereka buat :
Nick D'Aloisio
Pemuda dengan bakat hebat ini lahir di London Inggris tahun 1995 dari pasangan suami istri Lou Montilla (wakil presiden di UK Morgan Stanley) dan Diana D'Aloisio ( Seorang pengacara ). Tak lama kemudian mereka pindah ke Australia dan selanjutnya mereka tinggal di Melbourne dan Perth. Namun saat mereka berumur 7 tahun mereka kembali lagi ke Inggris dan London menjadi tempat tinggal mereka hingga Nick D'Aloisio berusia dewasa.
Meskipun kedua orang tuanya bukan seorang yang ahli komputer, D 'Aloisio mulai tertarik pada sistem kerja komputer sejak masih kecil. Saat usianya masih 5 tahun, D 'Aloisio sangat tertarik dengan sistem galaksi dan matahari sehingga ia hafal seluruh konstelasi.
Ia bersekolah di King's College School di Wimbledon, London. Sebuah sekolah swasta yang terkemuka di Inggris dimana kebanyakan siswa dari sekolah tersebut adalah laki-laki dan di sekolah ini ia menerima beasiswa akademik. Setelah menyelesaikan Ujian tingkat A di tahun 2014, Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Oxford.
Minatnya tak terbatas pada komputer. Di sekolahnya, King’s College School, Wimbledon, ia belajar A-levels (persiapan masuk perguruan tinggi) untuk matematika, fisika, dan filsafat. Ia belajar bahasa Rusia dan Mandarin serta bercita-cita kuliah PPE (filsafat, politik, dan ekonomi) di Oxford. Pendidikan itu merupakan hal yang menarik, mungkin tidak hanya D'Aloisio tapi demikian juga bagi kita.
Di luar urusan komputer dan bisnis, ia berkumpul dengan teman- teman pada akhir pekan untuk main rugbi dan kriket.
Pada usia 9 tahun, D'Aloisio mendapat komputer pertamanya. Pada usia 10 tahun, ia mulai menguatak-atik software pembuat film dan pada umur 12 tahun, ia mulai belajar coding atau bahasa pogram komputer.
Komputer pertamanya adalah MacBook Pro, di mana dia belajar iMovie, Final Cut Pro dan sebagainya karena ingin membuat video yang bagus. Orang tuanya mendukung secara penuh dan memberi fasilitas. Di tahun 2007 ketika usianya 12 tahun, dia dibelikan iPhone. Nick pun semakin tertarik terhadap teknologi dan aplikasi perangkat mobile. Setelah memiliki iPhone, terbersit di pikiran Nick untuk membuat aplikasi sendiri. Dia mendownload iPhone development kit dan mendesain software pertamanya, yaitu aplikasi musik bernama SongStumblr. Berlanjut aplikasi keduanya yang bernama FingerMill. Kemudian Nick membuat aplikasi yang dinamakan Facemood, aplikasi yang menganalisis timeline Facebook untuk menentukan mood pengguna.
Pada usia 15 tahun, Nick mulai membuat aplikasi untuk meringkas artikel. Waktu itu, ia kerepotan saat mencari artikel-artikel yang dibutuhkan di internet. Untuk mencari artikel yang dibutuhkan, ia harus membuka banyak sekali artikel.Ternyata kerepotan yang dihadapi Nick malah menimbulkan ide untuk membuat aplikasi yang bisa menyaring informasi secara otomatis.
Aplikasi tersebut diberi nama TRIMIT, yaitu sebuah aplikasi iOS yang dapat meringkas konten web agar lebih singkat untuk digunakan di berbagai media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Tumblr. Trimmit adalah versi awal Summly. Sejak diluncurkan di App Store tahun 2011, Trimit langsung diunduh jutaan kali.Hal itu menarik perhatian jutawan-jutawan dunia, seperti Li Ka-shing dari Hongkong, raja media Rupert Murdock, dan beberapa investor lainnya untuk memberikan modal bagi pengembangan aplikasi ini. Dengan sumbangandana dari para jutawan ini, Nick yang baru >15 tahun sudah bisa menyewa kantor dan menggaji karyawan. Pada November 2012, Nick meluncurkan Summly yang merupakan pengembangan dari Trimit.
Nick sendiri mempunyai misi untuk mengendalikan informasi yang sangat banyak bertebaran di dunia maya. Itu sebabnya dia membuat aplikasi semacam Trimmit atau Summly. Kesuksesan Trimmit membuat nama Nick semakin terkenal. Hingga menarik para investor besar.
Nick D 'Aloisio kemudian menjadi terkenal karena program buatannya yang bernama Summly, yang merupakan summarization, teknologi kecerdasan buatan yang dikembangkan dengan SRI International, dan waktu itu umurnya baru 15 tahun.
Sejak Marissa Mayer menjadi CEO, Yahoo kian gencar melakukan kebijakan akuisisi untuk memperluas bisnisnya. Dan Summly ternyata masuk dalam daftar incaran Yahoo dan akhirnya Summly resmi dibeli Yahoo pada tahun 2013. Diperkirakan, nilai akuisisi Yahoo pada Summly senilai USD 30 juta atau di kisaran Rp 291 miliar. Selain itu, dia juga direkrut menjadi pegawai Yahoo termuda. Pada usia 15 tahun, Nick menciptakan aplikasi Summly dirumahnya di London. Aplikasi ini tercipta dengan visi kita hidup di dunia dengan informasi konstan dan kita perlu cara untuk menyederhanakan bagaimana kita menemukan sesuatu yang penting bagi kita. Nick berharap aplikasinya bisa mencapai lebih banyak penggemar mobile apps diluar dan ia pun berharap tetap bekerja di Yahoo selama diperlukan untuk membuat teknologinya diintegrasikan.
Nick sangat mengidolakan pendiri Apple, Steve Jobs. Ia sudah membaca habis biografinya. Salah satu sikap yang ingin ditirunya dari Jobs adalah mengontrol semua aspek dari produknya dan Nick ingin memastikan semuanya masih dalam visi sejatinya.
Ia juga dianugerahi Innovator of the Year di kota New York oleh Wall Street Journal untuk karyanya pada Summly dan di Yahoo. Tak ketinggalan majalah TIME 'Time 100' juga mencatat namanya sebagai salah satu remaja paling berpengaruh di dunia,dan diprofilkan dalam Secrets of Genius pada publikasi mereka. Saat ini D'Aloisio sedang menempuh pendidikannya di Hertford College, Universitas Oxford Inggris di mana ia belajar Ilmu Komputer dan Filsafat. Pada saat yang sama ia juga menjabat sebagai pemimpin penting Yahoo News Digest, yang diluncurkan di CES 2014 dan memenangkan 2014 Apel Design Award di WWDC untuk keunggulan teknologi dan produk.
Keyakinan yang teguh dan penuh optimisme akan banyak membuahkan kegiatan-kegiatan yang positif. Internet memang memudahkan setiap orang yang memiliki ide brilian untuk sukses meskipun ia juga telah membuat bisnis inovasi yang lebih kompetitif. Sebagai generasi yang lebih muda kita harus lebih berani meluncurkan sesuatu yang baru, inovasi, ide serta kreatifitas agar tidak kalah dengan yang lainnya dan banyak organisasi bisnis yang memberikan jalan bagi para generasi muda untuk memupuk segala kemampuannya. Seperti Nick D’Aloisio yang menggunakan jalan yang sederhana, yaitu dengan memanfaatkan App Store untuk menjangkau ribuan konsumennya dan mendapatkan produk di depan investor besar dunia. Kepercayaan diri yang begitu besar dalam diri para generasi muda saat ini menjadi alasan atas optimisme yang besar untuk bisa mencapai puncak sukses dengan mengajarkan entrepreneurship dijenjang sekolah. Kita tak perlu meninggalkan bangku pendidikan formal untuk dapat berinovasi, tetapi kita tampaknya harus mengubah pemikiran kita. Dan Nick D’Aloisio telah mengajarkan kita bahwa kita berada di awal era inovasi yang semakin menjanjikan.
Sekian-Terima kasih. Semoga artikel ini menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Referensi :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Nick_D%27Aloisio
- http://www.slideshare.net/Titis-suwartiningsih/nick-daloisiodeveloper-aplikasi-remaja-dari-inggris
0 komentar